Minggu, 10 Maret 2013

Lirik Lagu Bondan Prakoso – Not With Me (feat Fade 2 Black)


Lirik Lagu Bondan Prakoso – Not With Me (feat Fade 2 Black)

Intro: C F Am G F
C                  Am               F
I’m walking up from my summers dreams again
Am           G        F
try to thinking if you’re alright
C                   Am           F
then I’m shattered by the shadows of your eyes
Am            G         F
knowing you’re still here by my side
chorus:
C                     F
I can see you if you’re not with me
Am      G       F
I can say to my self if you were ok
C                      F
I can feel you if you’re not with me
Am          G         F
I can reach you my self, you show me the way
C           Am         F
life was never be so easy as it seems
Am             G           F
’till you come and bring your love inside
C                 Am             F
no matter space and distance make it look so far
Am                G         F
still I know you’re still here by my side
chorus:
C                     F
I can see you if you’re not with me
Am      G       F
I can say to my self if you were ok
C                      F
I can feel you if you’re not with me
Am          G         F
I can reach you my self, you show me the way
Dm                 F
you’ve made me so alive
Am
you give the best for me
G
love and fantasy
Dm                        F
yeah and i never feel so lonely
Am
coz you’re always here with me
G
yeah always here with me
chorus:
C                     F
I can see you if you’re not with me
Am      G       F
I can say to my self if you were ok
C                      F
I can feel you if you’re not with me
Am          G         F
I can reach you my self, you show me the way
F
you show me the way you show me the way
C                  Am               F
I’m walking up from my summers dreams again
C           Am        F
try to thinking if you’re alright
C                   Am           F
then I’m shattered by the shadows of your eyes
C            Am         F
knowing you’re still here by my side

Lirik dan Chord Marqpat Band - Prapatan Banjarnegara

Lirik dan Chord Marqpat Band - Prapatan Banjarnegara


Marqpat – Prapatan Banjarnegara

Intro :  A  C#m  Bm  E
A   C#m
Malam minggu mlaku-mlaku nang prapatan banjar
Bm   E
Ora disangka ora nyana malah gerimis hujan
A   C#m
Langsung cekat ceket wae ngeyup nang pinggir dalan
Bm   E
Eh malah kebeneran wetane bakul mendoan…yeeee..

(*)
A   C#m
Sekang wetan kidul dalan ana cewek mlaku dewekan
Bm   E
Bodine seksi katone bocaeh ayu pisan
A   C#m
Ora let sue ana sedan mandeg nang ngarepe
Bm   E
Bocaeh ngguyu-ngguyu, mbukak lawang langsung di jak mlebu..yee..
(**)
A   C#m
Prapatan banjar..
Bm   E
Nek wengi akeh wong pada nunggu pelanggan
A   C#m
Prapatan banjar..
Bm   E
Jarene akeh para kupu-kupu malam..yee..
Reff :
A
Yo konco2 mlaku2 nang prapatan banjar
C#m
Aja kelalen o mampiro neng wetan prapatane
Bm   E
Ana pager ijo, nang njero disediake wadonan ayu2 bahenol tur menor2
A
Wis dadi klangenane para hidung belang
C#m
Ora gur nggo ampiran biso nggo pijetan
Bm   E
Nggo nyalurake hasrat sing ra biso di tahan..yyee..
Include : A  C#m  Bm  E  2X
Back to : (*),(**),(Reff 2x)
A C#m  Bm
Prapatan banjar,,,huhu..
E
Sing dadi klangenan,,,yee..
A  C#m  Bm
Prapatan banjar,,,huhu..
E
Ra bakal ilang..

Perang Dunia 1


PERANG DUNIA I DAN PENGARUHNYA
1.) Perang Dunia I
A.) Faktor-faktor penyebab Perang Dunia I
Perang yang terjadi antara tahun 1914-1918 sebenarnya hanya terjadi di Eropa. Tetapi pengaruh perang tersebut terasa di berbagai kawasan dunia sehingga dinamakan Perang Dunia. Sebab-sebab dari Perang Dunia I dapat dibedakan menjadi sebab-sebab umum dan sebab-sebab khusus. Sebab umum Perang Dunia I dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pertentangan antara negara-negara di Eropa, pembentukan aliansi-aliansi, dan perlombaan persenjataan.

1.      Terjadinya Pertentangan antara Negara-negara Eropa.
Menjelang Perang Dunia I negara-negara di Eropa saling bermusuhan antara satu dengan lainnya. Penyebabnya bermacam-macam, baik politik, ekonomi, maupun saling berebut daerah pengaruh. Contoh dari pertentangan antara negara Eropa tersebut adalah sebagai berikut :
a.) Perancis-Jerman
Negara Jerman terpecah menjadi beberapa negara kecil berdasarkan keputusan keputusan Kongres Wina ( 1915 ). Perdana Menteri Prusia ( Otto Von Bismarck ) tampil untuk menyatukan Jerman. Usaha tersebut berhasil pada tahun 1971 bersamaan waktunya dikalahkannya Perancis dalam perang Jerman-Perancis (1870-1871). Terbentuknya negara kesatuan Jerman dikumandangkan di Istana Versailles, lambang keagungan Perancis. Ini merupakan suatu penghinaan, sehingga pada diri rakyat Perancis timbul keinginan untuk membalas dendam (Revanche Ide)terhadap Jerman.
b.) Inggris-Jerman                                                                                                      
Pada akhir abad ke-19 Jerman telah berkembang menjadi negara industri. Produksinya terlalu banyak sehingga perlu dicarikan lebenstraum (rung hidup) untuk menjual hasil produksinya. Lebenstraum juga sebagai tempat untuk memperoleh bahan mentah. Inggris yang telah muncul lebih dulu sebagai negara industri, merasa mendapat saingan sehingga kedua negara saling berebut tanah jajahan.
c.)  Rusia-Jerman
Kedua negara saling berebut pengaruh di Timur Tengah. Sejak abad ke-18 Rusia menjalankan politik Air Hangat, yaitu mencari pelabuhan yang airnya tidak beku diwaktu musim dingin (disebelah Utara Rusia yang berbatasan dengan laut, pada musim dingin airnya beku sehingga tidah dapat dilayari). Salah satu usaha yang dilakukan adalah ke Timur Tengah. Dilain pihak pada abad ke-19 Jerman juga bermaksud mengadakan kerjasama militer dan ekonomi dengan Iran dan Turki. Terjadilah ketegangan antara Rusia dan Jerman.



d.) Rusia-(Austria-Hongaria)
Baik Rusia maupun Austria-Hongaria berusaha menanamkan pengaruhnya didaerah semenanjung Balkan. Dalam melaksanakan Politik Air Hangatnya Rusia membantu gerakan Serbia Raya. Gerakan tersebut bertujuan mempersatukan bangsa Slavia Selatan didaerah Bosnia Hersegowina, yang dikuasai oleh Austria Hongaria. Hubungan Rusia dangan Austria-Hongaria menjadi tegang.

e.)  Rusia-Turki
Turki menguasai sebagian Timur Tengah pada abad ke-16. Setelah kekuatan Turki melemah (sering disebut dengan istilah the Sick Man). Rusia ingin meluaskan wilayah Timur Tengah. Akibatnya hubungan Rusia-Turki menjadi renggang.

2.      Pembentukan Aliansi

Negara Eropa yang sedang bermusuhan seperti digambarkan di atas berusaha mencari teman untuk menghadapi lawannya. Menjelang Perang Dunua I terjadi polarisasi antar negara Eropa. Mereka membentuk aliansi (persekutuan) yang isinya apabila salah satu dari anggota persekutuan diserang oleh negara lain maka anggota yang lain harus membantunya. Sebagai contoh Jerman yang bermusuhan dengan Inggris mencari kawan Austria – Hongaria yang bermusuhan dengan Rusia. Di Eropa kemudian terdapat dua aliansi yang saling berhadapan yaitu ;
a.) Triple Aliantie
Aliansi ini dibentuk pada tahun 1882 beranggotakan : Jerman, Austria – Hongaria, dan Italia. Setelah perang meletus Italia berbalik dan ikut di pihak musuh.
b.) Triple Etente
Aliansi ini dibentuk pada tahun 1907 beranggotakan : Inggris dan Rusia, baru kemudian Perancis menyusul.

3.       Perlombaan Persenjataan

Baik Triple Alientie maupun Triple Etente saling mencurigai. Masing – masing merasa khawatir jika suatu waktu pihak lawan menyerang mereka. Untuk mengantisipasinya mereka mempersenjatai diri. Terjadilah perlombaan dalam membuat persenjataan yang mengakibatkan suasana di Eropa semakin genting.
            Seperti disebutkan di atas sebab khusus yang juga sering disebut casus belli adalah sebab yang secara langsung menyebabkan meletusnya perang. Sebab khusus Perang Dunia I adalah terbunuhnya putera mahkota Austria – Hongaria Frans Ferdinan bersama permaisurinya pada tanggal 28 Juni 1914 di Sarejevo, ibu kota Bosnia.
            Austria – Hongaria menggunakan peristiwa pembunuhan tersebut sebagai alasan untuk memberikan ultimatum kepada Serbia yang selama ini menentang kehadiran  Austria – Hongaria di Balkan. Dan juga menuntut agar pemerintah Serbia menghentikan propaganda anti Austria – Hongaria di Serbia. Batas waktu yang diberikan oleh Austria – Hongaria 2x 24 jam. Sikap keras Austria – Hongaria ini dikarenakan negara tersebut mendapat jaminan bantuan dari Jerman. Namun Serbia dengan dukungan Rusia menolak ultimatum Austria – Hongaria. Akibatnya Ausria – Hongaria menyatakan perang kepada Serbia pada tanggal 28 Juli 1914.

B.) Jalannya Perang Dunia I
Dalam  waktu satu minggu setelah pernyataan perang Austria – Hongaria , negara – negara Eropa terlibat dalam perang. Negara – negara tersebut terlibat dalam dua blok :
1.)    Blok Sentral dengan anggota inti Jerman dan Austria – Hongaria. Turki dan Bulgaria bergabung     dalam Blok Sentral karena kebencian mereka kepada Rusia. Sementara Italia yang semula tergabung dalam Triple Aliansi pada tahun 1815 berbalik dan memihak kepada pihak lawan (sekutu). Penyebabnya ialah beberapa daerah milik Italia masih tetap dikuasai Austria.
2.)    Blok Sekutu dangan anggota – anggota inti Triple Etente : Inggris, Perancis, dan Rusia. Kemudian negara – negara lainnya ikut bergabung dengan negara sekutu misalnya Serbia ( karena bermusuhan dengan Austria – Hongaria ), Jepang ( karena ingin memperoleh jajahan Jerman yang ada di Pasifik ), dan Amerika Serikat ( karena Jerman melakukan perang kapal selam tak terbatas).
Dalam pertempuran di Front Barat Jerman melakukan serangan kilat atas Belgia dan Luxemburg sebagai batu loncatan untuk menyerang Perancis dari arah utara. Kaisar Jerman meramalkan bahwa dalam waktu dua minggu Paris akan dapat dikuasainya. Tetapi karena adanya bantuan dari tentang Inggris gerakan pasukan Jerman terhambat sekitar 50 mil di luar kota Paris. Kedua pasukan masing – masing bertahan dalam parit sehingga terjadi perang parit.
Pada pertengahan tahun 1914 Jerman melakukan serangan ke arah Timur untuk menduduki Rusia. Pertempuran di Front Timur terjadi di kota Tennenherg yang terletak di Prusia Timur. Meskioun Jerman dapat mengalahkan Rusia dalam pertempuran tersebut tetapi gerakan tentara Jerman terhenti dan tidak dapat meneruskan ke Rusia.
Pada tanggal 23 Mei 1915 Italia menyatakan keluar dari Triple Aliantie berbalik menyerang Austria. Tujuannya adalah untuk merebut daerah Italia yang diduduki oleh Austria seperti : Triesta, Tyrol Selatan, Gorazia, dan Gradisca. Kekuatan Sekutu bertambah dengan ikut sertanya Amerika Serikat di pihak Sekutu. Penyebabnya adalah Jerman melakukan perang kapal selam tak terbatas. Semua kapal yang ke luar masuk Eropa ( negara – negara Sekutu ) dihadang dan ditenggelamkan oleh kapal perang Jerman. Tujuannya untuk melawan blokade ekonomi yang ditujukan terhadap Jerman. Keitka kapal pesir lusitaniana ditenggelamkan oleh Jerman dan didalamnya terdapat 139 wisataman Amerika Serikat maka Presiden Wilsonmengajukan protes kepada pemerintah Jerman. Protes tersebut tidak ditanggapi, bahkan kapal-kapal dagang Amerika Serikat yang berlayar di Laut Atlantik ditenggelamkan oleh Jerman pada tanggal 7 Mei 1915.
Presiden Wilson menyatakan perang kepada Jerman pada 13 Mei 1917 dan kepada Austria-Hongaria pada 7 Desember 1917. Keikutsertaan Amerika Serikat dalam perang inilah yang memberikan kemenangan di pihak sekutu karena Amerika Serikat memberikan bantuan berupa tentara, peralatan perang, maupun ekonomi dalam jumlah yang sangat banyak.
Negara blok sentral satu persatu menyerah kepada Sekutu. Bulgaria menyerah pada tanggal 30 Septemberer 1918 di Saloniki, Turki menyerah pada tangga 30 Oktober 1918 di Mudros, Austria-Hongaria menyerah pada tanggal 3 November 1918 di Wina, an Jerman menyerah kepada sekutu pada tanggal 11 November 1918. Selanjutnya masing-masing negara Blok Sentral mengadakan perjanjian dengan pihak Sekutu. Ada beberapa perjanjian yang dipandang pleh Wilson sebagai usaha balas dendam Sekutu terhadap pihak yang kalah perang agar pihak kedua tidak dapat bangkit lagi. Hal tersebut menjadikan Wilson tidak mau turut dalam perundingan dan menjadikan Amerika Serikat tidak mau menjadi anggota Liga Bangsa Bangsa, suatu lembaga Internasional yang dibentuk dari hasil perundingan antara Sekutu dengan Amerika Serikat. Perundingan-perundingan tersebut juga menghasilkan perjanjian sebagai berikut :
-        Perjanjian Versailles antara Sekutu-Jerman
-        Perjanjian St German anatara Sekutu-Austria
-        Perjanjian Trtianon antara Sekutu-Hongaria
-        Perjanjian Neully antara Sekutu-Bulgaria
-        Perjanjian Laussane antara Sekutu-Turki
Dari sekian banyak perjanjian tersebut yang akan dibahas adalah Perjanjian Versailles (Perjanjian antara Sekutu dengan Jerman). Butir-butir isi perjanjian ditetapkan secara sepihak oleh negara-negara Sekutu. Baru pada tanggal 28 Juni 1919 delegasi Jerman diundang ke Versailles adalahb sebagai berikut :
1.) Jerman harus menyerahkan :
-   Daerah Elzas-Lotaringen kepada Perancis
-   Daerah Eupaen, Malmedy, dan Maresnet kepada Belgia
-   Daerah Prusia Barat dan Posen kepada Polandia
-   Danzig sebagai kota merdeka dibawah naungan Liga Bangsa Bangsa
2.) Jerman harus menyerahkan daerah Saar kepada LBB selama 15 tahun dan kemudian akan diadakan plebisit untuk menentukan apakah rakyat memilih bergabung dengan Jerman atau Perancis.
3.) Jerman harus menyerahkan daerah jajahannya kepada Inggris, Perancis, dan Jepang.
4.) Jerman harus membayar ganti kerugian perang kepadanegara-negara Sekutu sebesar 132 bilyun mata uang emas.
5.) Jerman harus menyerahkan semua kapal dagangnya kepada Inggris.
6.)  Angkatan ‘perang Jerman diperkecil dan dilarang mengadakan wajib militer.
7.)  Daerah Rhein diduduki oleh Sekutu untuk mengawassi apakah Jerman mentaati perjanjian Versailles ataukah tidak.
Dengan penyerahan daerah seperti tersebut di atas berarti Jerman kehilangan 13% dari wilayahnya, 12% dari penduduknya, 16% produksi batu baranya, dan 15% dari hasil pertaniannya. Untuk membangunnya sulit karena semua hasil produksinya dipergunakan untuk membayar ganti kerugian perang.
2.) Masa Antar Bellum          
A.) Pengaruh Perang Dunia 1 terhadap Kehidupan Politik di Indonesia.
Dengan letak seperti itu maka perang yang terjadi di Eropa menyulitkan Belanda untuk berhubungan dengan Hindia Belanda. Karena itu Gubernur Jenderal yang ditugaskan di Hindia Belanda lebih leluasa untuk mengambil kebijakan ditanah jajahan, dengan cara menyimpang dari peraturan yang dibuat oleh negeri induk.
            Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Perang Dunia 1 sangat mempercepat proses perkembangan Hindia Belanda. Akibat putusnya hubungan dengan Belanda, maka Hindia Belanda terpaksa harus berdiri sendiri di bidang ekonomi dengan mengadakan hubungan dengan negara tetangga. Pemerintah kolonial juga mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kemajuan penduduk pribumi maupun untuk membuka tanah jajahannya bagi ekonomi dunia. Prinsip-prinsip penentuan nasib sendiri yang tercantum dalam Empat Belas Pasal Wilson yang lahir pada masa akhir Perang Dunia 1, mempercepat proses demokratisasi di Indonesia. Sementara gerakan nasional menjadi semakin progresip, menuntut hak menentukan nasib sendiri, dan segera ingin menghapuskan pemerintah kolonial.
INFORMASI
Perkembangan politik lain sesudah Perang Dunia 1 adalah semakin meningkatnya peran Volksraad atau Dewan Rakyat. Ketika lembaga tersebut berdiri pada tahun 1916, wewenangnya hanyalah sebagai Dewan Penasihat. Dewan tersebut tidak dapat mengubah pemerintahan, dan tidak memiliki kekuasaan untuk menentukan anggaran belanja.
            Kebijikan pemerintah dalam bidang ekonomi dengan menaikkan pajak pribumi, memperkeruh suasana. Sebagai protes terhadap peraturan tersebut rakyat melakukan pemogokan dibawah pimpinan tokoh-tokoh pergerakan. Pemogokan buruh disusul dengan perlawanan, baik di Jawa maupun di luar Jawa. Di Batavia (Jakarta), terjadi pengambil alihan kantortelepon oleh sekelompok orang bersenjata. Para pelakunya ditangkap polisi keesokan harinya. Pada tahun 1926 di Banten, sejumlah pegawai dibunuh oleh segerombolan teroris, tetapi pemerintah masih dapat memegang kendali pemerintah. Pada bulan Januari 1927 terjadi perlawan di Sumatera Barat.
            Gerakan nasional yang masih radikal dan timbulnya pemberontakan diberbagai wilayah mengakibatkan pemerintah mengambil kebijakan politik reaksioner. Perubahan nampak jelas pada tahun 1925 semasa pemerintahan Gubernur Jenderal Fock (1921-1926), dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap politik Etis Kolonial.
Politik reaksioner ini nampak dari kebijakan yang diambil oleh Gubernur Jenderal de jonge (1931-1936), yang membuka halaman baru bagi politik kolonial Belanda pada awal dasa warsa 1930-an. Langkah ini ada kaitannya dengan kondisi ekonomi Hindia Belanda yang sedang krisis.
            Pada 1 Oktober 1932 politik de Jonge juga menciptakan peraturan Toezicht Ordonantie atau Ordonansi. Pengawasan yang juga disebut Wilde Ordonansi dapat menolak izin untuk menyelenggarakan pengajaran apabila dipandang membahayakan ketertiban masyarakat.
            Sementara itu perjuangan dilingkungan Dewan Rakyat terus berlangsung. Tiga mosi diajukan yaitu mosi Thamrin,mosi Soetardjo, dan mosi Wiwoho. Menanggapi mosi pertama,pemerintah bersedia meniadakan istilah inlander dan menggantikannya dengan istilah  Indonesier, tetapi berkeberatan untuk menggantikan Nederland-indie dengan Indonesie. Mosi kedua mengusulkan untuk meniadakan segala bentuk diskriminasi berdasarkan ras dan membentuk satu kewarganegaraan bagi semua lapisan masyarakat. Terhadap mosi ini pemerintah memberikan tanggapan bahwa pemecahan tersebut akan dibahas setelah perang selesai. Mosi Wiwoho mengungkap kembali  soal struktur ketatanegaran Hindia Belanda terutama tentang perluasan wewenang Dewan Rakyat dan tanggung jawab  Departemen kepada Dewan tersebut.

a.)      Kondisi Ekonomi di Berbagai Daerah di Indonesia.

Sebenarnya sejak tahun 1920 volume ekspor mulai turun. Kondisi ini mengakibatkan timbulnya kerugian besar pada perusahaan-perusahaan Barat, bahkan beberapa diantaranya bangkrut. Perusahaan Barat melakukan penghematan antara lain dengan mengurangi jumlah dan upah buruh. Tujuannya adalah agar perusahaan tetap mendapatkan untung.
Kondisi ekonomi Hindia Belanda yang sedang kritis tidak luput dari perhatian Jepang.  Hasil perkebunan dan berbagai tambang seperti minyak di Tarakan sangat dibutuhkan oleh Jepang dalam rencananya untuk membentuk Asia Timur Raya. Oleh karena itu setelah Jepang menyerang Pearl Harbour, Jepang dengan cepat menduduki wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Jika para pengusaha Barat mengalami kesulitan, maka kehidupan ekonomi penduduk pribumi lebih menyedihkan. Secara ekstrim dapat dikatakan bahwa telah terjadi proses pemiskinan penduduk baik di Jawa maupun di luar Jawa. Di Jawa, petani dan kuli yang tidak memiliki tanah sebesar 37,8 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Di tambah dengan petani miskin dan semi proletariat, jumlah penduduk miskin di Jawa mencapai angka 65 %. Di propinsi-propinsi yang ada diluar Jawa, jumlah pendududk miskin lebih kecil yaitu 51,26 %, terdiri dari kaum proletar dan petani miskin.
Penelitian yang disponsori pemerintah pada tahun 1925 menyimpulkan bahwa kesejahteraan penduduk pribumi dimana-mana menurun dan tidak terelakkan. Selanjutnya angka statistik dalam kurun waktu 1926-1932 juga menunjukkan bahwa selama periode tersebut kesejahteraan ekonomi bangsa Indonesia secara keseluruhan  makin menurun. Indikator dari penurunan kesejahteraan ekonomi adalah turunnya pendapatan per kapita penduduk Jawa dan Madura dari 47,6 gulden menjadi 20,3 gulden. Untuk di luar Jawa pendapatan per kapita turun dari 52,5 gulden menjadi 18,8 gulden.
Kehidupan petani semakin sulit ketika golongan Cina semakin memegang kendali atas hasil tanah pribumi. Peranan Cina semakin besar sejak tahun 1930 karena mereka memperoleh banyak keuntungan akibat sedikitnya uang yang beredar selama krisis. Memang golongan Cina tidak boleh memiliki tanah tetapi mereka justru memperoleh pengawasan atas fungsi tanah. Tujuan mereka bukan untuk memiliki tanah tetapi memiliki hasilnya untuk kemudian dijual di pasar setempat maupun untuk diekspor. Dengan memanfaatkan kesulitan petani mendapatkan uang pinjaman, golongan Cina kemudian menggunakan sistem ijon. Dengan sistem ijon golongan Cina berhasil meminta hak-hak yang selalu meningkat dengan cara menetapkan syarat-syarat yang berat ketika memberikan pinjaman.
Dengan adanya perubahan pemasukan dan pengeluaran uang pada golongan petani, mereka tidak dapat lagi membeli barang-barang mewah yang sebelumnya dapat mereka nikmati. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya petani juga harus menjual padi hasil penennya dalam porsi yang lebih besar. Naiknya porsi penjualan padi hasil panen berarti turunnya porsi untuk konsumsi sendiri dan menurunnya gizi. Laporan yang dibuat oleh Dinas Kesehatan Rakyat di Kutowinangun, Buitenzorg tahun 1934, menyebutkan bahwa petani Jawa memenuhi kebutuhan makan mereka dengan 2,5 % per hari.

INFORMASI
Dalam masa Antar Bellum krisis ekonomi tidak hanya melanda penduduk di Jawa tetapi juga berbagai wilayah Indonesia. Akibat pengurangan buruh yang dilakukan oleh perkebunan Barat di Deli maka buruh-buruh yang berasal dari Jawa kembali ke desa tempat kelahirannya, demikian juga dengan buruh yang bekerja diberbagai kota di Jawa.
Pada dasawarsa 1930-an banyak pedagang dan pemilik tanah di Bandung menginvestasikan modal mereka dalam industri pemintalan. Ketika kemudian usaha ini menunjukkan prospek yang cerah berulah orang-orang asing termasuk Cina ikut di dalamnya. Meskipun ke ikut sertaan orang-orang asing tersebut merugikan tetapi kegiatan pedagang pribumi ini menunjukkan bahwa mereka ingin memperoleh kebebasan yang lebih besar.
Dalam masa krisis pemerintah mengambil beberapa kebijakan. Untuk mencari keseimbangan dalam bidang keuangan, pemerintah melakukan penghematan secara besar-besaran. Sebelumnya pengeluaran pemerintah memang besar sebagai dampak dari kenaikan pengeluaran selama Perang Dunia. Dari berbagai kebijakan tersebut nampak bahwa pemerintah lebih memihak kepada pengusaha dan kurang memihak kepada rakyat. Dibidang ekonomi peran pemerintah terdesak oleh pihak swasta yang berhasil memaksa pemerintah untuk melindungi laba mereka.
Kebijakan pemerintah yang menguntungkan pengusaha, juga terlihat dalam menangani perkebunan-perkebunan besar yang dimiliki oleh pengusaha Barat. Agar harga di pasar dunia tetap dapat memberikan keuntungan kepada para pengusaha perkebunan, perlu diadakan pembatasan produksi secara ketat. Dan ini hanya bisa dicapai dengan kerjasama antara para produsen, kalau mungkin secara Internasional. Kendalanya adalah para produsen sulit untuk melakukan pembatasan secara ketat atas dasar sukrela. Karena tidak ada cara untuk memaksa agar semua pengusaha mau bekerjasama untuk mengurangi produknya maka pemerintah kemudian membatasi sejumlah produk ekspor seperti gula, karet, kopi, dan teh.
Pembatasan produksi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap berbagai jenis komoditas seperti disebutkan di atas menunjukkan adanya pengaruh perusahaan Barat yang kuat atas pemerintah. Lebih-lebih ketika pemerintah kemudian melakukan pembatasan produksi kepada penduduk pribumi. Ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1929 pemerintah memberikan sanksi kepada 600.000 produsen karet pribumi yang merupakan bahan ekspor. Untuk memenuhi kesepakatan kuota produksi di pasar internasional, setiap tahunnya pemerintah menurunkan produksi karet perkebunan pribumi dari 300.000 ton menjadi 145.000 ton sementara produksi perkebunan Barat hanya turun dari 220.000 ton menjadi 205.000 ton. Kemudian dirancang pajak ekspor khusus untuk menekan harga-harga setempat agar volume ekspor pengusaha pribumi seperti yang dikehendaki pemerintah. Perubahan perundang-undangan tentang pajak ekspor terus dilakukan sehingga pada tahun 1936 lebih dari 95 % ekspor karet yang dihasilkan oleh pengusaha pribumi terserap untuk pajak. Bahkan pemerintah juga diminta untuk campur tangan terhadap perundang-undangan dalam bidang impor, terutama tekstil. Banyaknya tekstil impor dari Jepang mengakibatkan industri katun yang diimpor dari Belanda kehilangan pasaran di Indonesia. Langkah yang kemudian diambil oleh pemerintah dengan melakukan pembatasan impor ternyata merupakan petaka bagi rakyat. Harga tekstil naik dan tidak terbeli oleh mereka. Karena ada desakan bahwa pemerintah juga harus memberi perlindungan kepada rakyat maka dilakukanlah perlindungan kepada industri pribumi termasuk juga perkebunan karet rakyat.